Di dalam alam jiwa, rasakan kecewa menyala,
Saat harapan terjalin, lalu hancur berkeping-keping,
Seperti angin berhembus, menjauhkan kemesraan,
Rasa ini bersemayam, dalam kedalaman jiwa yang terluka.
Bhinneka ragam emosi, melingkupi kehampaan batin,
Rasa kecewa mengalir, bagai sungai penuh keluh,
Cinta yang dahulu menggelora, kini surut terkikis,
Seperti lotus yang layu, tenggelam dalam takdir.
Rindu yang terpendam, berteriak dalam bisu,
Sukma terpaut dalam jaring kekosongan,
Suka cita seakan pudar, meranggas bagai sinyal,
Rasa kecewa mencipta, ruang kosong yang terabaikan.
Samsara tak lagi menawarkan kesenangan,
Sukma terjerat dalam belenggu penderitaan,
Beku dan tak berdaya, jiwa melintas sempit,
Rasa kecewa merajai, menari dalam gerhana.
Punyanya prasasti kecewa, terukir di hati,
Beban yang tak terucap, dalam hening malam,
Namun, dalam kegelapan itu, terdapat harapan,
Sinar kebijaksanaan, memancar menerangi jalan.
Dengan sikap pasrah, ikhlas dalam ketidakpastian,
Kembali ke sumber jiwa, melupakan kekecewaan,
Bhakti yang tulus, membawa sukacita tersembunyi,
Rasa kecewa pun reda, terhapus dalam pelukan kebijaksanaan.
Di hadapan samudra karma, kita melepaskan ikatan,
Menemukan kedamaian dalam sanubari yang tulus,
Sesampainya di nirwana, kecewa berubah menjadi cahaya,
Dalam rasa syukur, kita temukan kebahagiaan sejati.